Saat Sedang Melihat Gelas

Di depan mata yang melihat ini ada benda namanya gelas. Gelas ini terbuat dari kaca, berdiameter kira-kira 5 cm dan berwarna putih. Gelas terletak atas meja, di sebelah barat-gelas-ada layar monitor, disebelah utara-gelas-ada CPU, disebelah selatan-gelas-ada sound system, dan disebelah timur-gelas-ada si empu yang melihat. Keberadaan gelas ini seperti gambaran posisinya, diketahui karena mata yang melihat melihatnya sebagaimana gambaran yaang telah diceritakan. Dengan begitu posisi gelas jelas keberadaannya, gelas diatas meja sebagai central arah mata angin dari benda-benda disekelilingnya.

Lalu, apa benar yang dilihat oleh mata yang melihat itu benar sebagai gelas?. Si empu lalu membandingkan dengan benda lain yang berbeda secara keseluruhan bahan, bentuk, ukuran dan warnanya. Ternyata layar monitor, CPU, sound system, dan si empu sendiri berbeda bahan, bentuk, ukuran dan waranya dengan gelas. Dari sini, terlihat bahwa gelas memang benar ia gelas karena berbeda dengan yang lain, gelas benar gelas karena ada benda lain yang berbeda dengan gelas. Dan apa yang dilihat oleh si empu yang melihat sebagai gelas adalah pengetahuan tentang gelas.

Proses untuk mengetahui bahwa ada gelar di depan si empu terjadi karena ada si empu yang melihat gelas dan keberadaan si gelas itu sendiri ada. Tetapi apakah karena si empu yang mampu melihat keberadaan gelas di depannya, sehingga si empu mengatakan bahwa ada gelas di depannya? ataukah karena memang ada gelas itu sendiri yang kemudian dilihat oleh si empu?. Di sini berdiri sebagai subjek yang melihat adalah si empu, dan yang berdiri sebagai objek adalah gelas. Subjek yang melihat objek gelas terjadi karena keduanya berhubungan berupa relasi antar keduanya. Relasi antara subjek bersifat aktif yang melihat objek bersifat pasif. Subjek aktif (si empu) melihat objek pasif (gelas).

Si empu melihat gelas. Si empu berkedudukan sebagai subjek, melihat berkedudukan sebagai predikat dan gelas berkedudukan sebagai objek. Dari keterangan ini, predikat (melihat) kembali kepada subjek. Maka ketika si empu melihat gelas adalah benar dapat diuji kebenaranya sebagai pengetahuan dengan catatan bahwa alat yang digunakan untuk melihatnya itu adalah penglihatan indra berupa mata. Tanpa mata yang mampu melihat rasanya si empu tidak akan dapat mengatakan bahwa ada gelas di depannya. Jika proses ini diterapkan kepada si empu yang tidak dapat menggunakan matanya untuk melihat benda yang material, sebagaimana proses yang terjadi pada si empu yang mampu melihat benda yang material. Pengetahuan tentang gelas, layar monitor, CPU, sound system tidak akan didapat oleh si empu yang tidak dapat melihat. Dengan kata lain, si empu yang tidak dapat melihat dengan mata indranya, pengetahuan tentang benda yang material akan hilang sebagai pengetahuan. Ia (si empu yang tidak dapat melihat) kehilangan satu sumber pengetahuan.

Kebenaran pengetahuan dari proses mata yang melihat benda yang dilihatnya, dalam batas tertentu ada keterbatasan. Masih dengan gelas diatas meja tadi dengan ukuran gelas pada umumnya, dilihat oleh si empu pada jarak sekitar 100 cm (jarak pandang pertama). Kenyataannya jelas gelas terlihat lebih kecil dibandingkan dengan layar monitor yang berukuran 17 inci. Kemudian gelas tadi dipindah, sekarang dengan jarak pandang sekitar 10 m (jarak pandang kedua). Pada jarak 10 m gelas semakin terlihat kecil. Pada kondisi kedua jarak pandang itu, apakah gelas mengalami perubahan bentuk?, ataukah penglihatan mata yang mengalami perubahan?. Adanya jarak yang berbeda mengakibatkan proses mata yang melihat gelas mengalami berubahan dalam konteks bentuk gelas yang dimaksud. Pada jarak dekat maupun jauh gelas tetap pada ukurannya, namun mata yang melihat ada perubahan pengetahuan yang diperoleh.

Kali ini, gelas ditempatkan lebih jauh lagi, pada jarak sekitar 1 km (jarak pandang ketiga) dari si empu yang melihat. Masih dengan mata yang sama, mata si empu yang melihat. Pada jarak pandang ketiga gelas tak lagi terlihat, hilang oleh jauhnya jarak, namun gelas itu tetap ada pada jarak pandang ketiga. Dalam praktek yang lain, kali ini gelas coba diletakkan dengan jarak pandang sekitar 1 mm (jarak pandang keempat) di depan mata si empu yang melihat, hampir tak terlihat. Keempat jarak pandang telah merubah pengetahuan tentang gelas, perubahan pengetahuan bentuk gelas terjadi pada proses cerapan mata si empu yang melihat.

Si empu yang melihat kembali lagi dengan menempatkan posisi gelas pada jarak pandang pertama (100 cm), kali ini di dalam gelar telah terisi air bening setengah gelas. Gelas yang terisi air bening kemudian dimasukan sebuah pensil. Bila diamati, pensil seperti bengkok, sedangkan ketika sebelum dimasukan ke dalam gelar yang terisi air bening tadi, kondisi pensil masih utuh lurus. Ketika pensil diangkat bengkokan yang tadi terlihat sewaktu pensil di dalam gelas, kini tak lagi nampak. Pensil masih tetap seperti semula.

Pengetahuan seutuhnya tentang gelas yang diperoleh menggunakan Indra si empu yang melihat, ada keterbatasan dalam proses penyingkapannya. Pengetahuan tentang bahwa ini adalah gelas yang berbeda dengan layar monitor bisa jadi sebuah pengetahuan. Namun untuk menjelaskan keseluruhan bahan, bentuk, ukuran dan warnanya gelas, proses indra menghantarkan pada sebuah pengetahuan utuh tentangnya tetap terbatas. Indra terbatas mengungkap pengetahuan tentang segala sesuatu, namun tanpa indra satu pengetahuan akan hilang. Karenanya indra diperlukan dalam proses untuk memperoleh pengetahuan dengan segala keterbatasannya.

Salam Pegetahuan.

Komentar