Sejenak Belajar Berfikir

Sejenak berfikir tentang bagaimana cara diri mengetahui disuatu tempat ada pantai yang indah. Sedang pantai itu sendiri belum pernah ia datangai apalagi ditapaki pasir putihnya. Dari mana ia tau disuatu wilayah ada pantai tempat orang-orang menghabiskan waktu, melihat deburan ombak, keindahan pemandangannya menjadi objek wisata yang layak untuk dikunjungi. Kemampuan dalam berpikir menjadi landasan dalam mengenal pantai itu. Akal mampu membayangkan sesuatu padahal yang dibayangkannya itu belum tentu adanya. Gambaran ini semacam daya akal dalam pengembaraan keakalannya.

Dari mana ide pantai itu datang? Apakah pantai yang dimaksud sesuai dengan keadaannya, sedangkan ia sendiri belum pernah menyambanginya. Sejenak berfikir, dimulai dengan membayangkan sebuah pantai itu didapat dari sebuah gambar. Gambar pantai yang dibayangkan menjadi rumusan awal dalam berfikir. Keberadaan pantai itu sendiri pasti telah dikunjungi oleh orang yang memotretnya. Sedangkan bagi yang melihatnya hanya sebatas mengetahui bahwa disuatu tempat ada pantai sebagaimana yang ada dalam gambar. Jelajah akal selanjutnya untuk mengenali pantai yang belum pernah ia ketahui menjadi jalan untuk menelusuri pantai yang ada pada gambar.

Berfikir tentang pantai bila difikirkan dengan sendirinya telah ada dalam benak, sebab ia telah melihat gambar pantai. Namun, bukan berarti ia telah tau sebenarnya pantai itu sendiri. Akan menjadi kenyataan yang sesuai gambar pantai apabila ia mendatangi pantai yang ada pada gambar. Kiranya akal kembali berhadapan dengan daya jangkau letak pantai yang tak mungkin ditempuh dalam waktu sekejap untuk membuktikannya. Membuktikan kebenaran ada sebuah pantai yang didapat pada gambar, bukan berarti harus mendatanginya. Sebab ia telah tau bahwa ada pantai sebagaimana adanya gambar pantai.

Bila gambar pantai itu coba dihapus dalam ingatan, tetap saja ada gambaran bahwa ia pernah mengatahui bahwa ada gambar pantai. Meskipun gambar pantai itu disembunyikan, dibakar, tetap saja ada gambaran sebuah pantai. Ide tentang pantai tetap ada meski gambar pantai telah hilang dan tidak ada lagi dihadapannya. Ini menjadi satu pengatahuan tentang adanya pantai. Pengetahuan tentang pantai didapat dari berfikir tentang pantai dari gambar pantai. Meski telah dihapus sekalipun dan diulang pada lain waktu, tetap ada gambaran tentang pantai. Dalam proses berfikir, ide tentang pantai disimpannya sebagai pengetahuan yang pernah ia kenal. Dengan berfikir mampu membayangkan sesuatu yang berlum pernah sekalipun ia ketahui keberadaannya. Kemampuan akal dalam memikirkan tentang segala sesuatu mengantarkan pada pemahaman bahwa akal menjadi salah satu alat pengetahuan. Sedang, benar tidaknya pengetahuan yang didapat tentu terletak pada kemampuannya dalam menjelaskan apa yang telah diketahuinya.

Suatu pengetahuan yang didapat oleh akal dengan berfikir mengantarkan manusia pada pemahaman tentang segala hal yang mampu difikirkan. Keterbatasan dalam berfikir tetap saja ada, meski demikian dengan berfikir menjadi cara untuk memahami tentang apa yang ada, dan bagaimana keadannya benar adanya terus diterusuri sampai pada puncak tentang yang menciptakan segala sesuatu. Dan, keberadaannya tidak tergantung pada keberadaan yang lain. Semoga saja demikian.

Komentar